SELAMAT DATANG DI KAWASAN TUAS MEDIA! ANDA SAAT INI SEDANG BERADA DI LAMAN YANG MENYAJIKAN SEPUTAR DUNIA PENERBITAN BUKU DAN INFORMASI LAINNYA

Alhamdulillah "Puisi Peduli Hutan" Sudah Terbit


Setelah Arus Puisi Sungai terbit pada bulan Mei 2016 lalu, kini Puisi Peduli Hutan pun akhirnya terbit pula. Antologi puisi dengan tebal xviii + 250 halaman ini juga memuat puisi-puisi para penyair Indonesia dan juga dari negara lainnya seperti Malaysia. Jika Anda berminat, silakan memesannya secara daring dengan menyebutkan nama, jumlah buku, alamat, dan nomor telepon Anda ke nomor 087815594940 atau inbox ke akun facebook kami.

Nama-Nama Peserta yang Puisinya Lolos Seleksi Antologi "Puisi Peduli Hutan"
1. Achmad Hidayat Alsair (Makassar, Sulsel)
2. Ade Fadli (Samarinda, Kaltim)
3. Ade Samriati Waruwu (Batam)
4. Adhitya Tri Hari Pamuji (Malang, Jatim)
5. Aditya Putra Pidada (Bali)
6. Afriza Yuan Ardias (Semarang, Jateng)
7. Ahmad Ahyani (Banten)
8. Ahmad Alfisyah (Pekalongan, Jateng)
9. Ainun Jariah (Tanah Bumbu, Kalsel)
10. Akhmad Zailani (Samarinda, Kaltim)
11. Al-Fian Dippahatang (Sulsel)
12. Ali Syamsudin Arsi (Banjarbaru,Kalsel)
13. Almuna (Banjarmasin, Kalsel)
14. Almunawaroh (Banjarmasin, Kalsel)
15. Aloeth Pathi (Pati, Jateng)
16. Ansyah Ibrahim (Bekasi, Jabar)
17. Amat Selamat (Tanah Bumbu, Kalsel)
18. Annisa Akhla (Tanah Bumbu, Kalsel)
19. Andi Jamaluddin, AR. AK. (Tanah Bumbu, Kalsel)
20. Annisa Halwa Achmad (Bandung, Jabar)
21. Ariadi Rasidi (Temanggung, Jateng)
22. Arif Rahman (Tanah Bumbu, Kalsel)
23. Arif Sakhbana Lubis (Sumatera Utara)
24. Astri Indah Lestari (Palembang, Sumsel)
25. Aulia Fikri Fatahuddin (Jakarta)
26. Azra Mumtaz (Kalimantan Timur)
27. Bagus Nursyah (Surabaya, Jatim)
28. Bambang Suprayogi (Sidoarjo, Jatim)
29. Bayu Angora (Bandung, Jabar)
30. Carolus Petrus Fernandez Aliandu (Kupang, NTT)
31. Defi Julayta (Sumatera Barat)
32. Dennis Aziz (Yogyakarta, DIY)
33. Desi Imam Harmika (Tanah Bumbu, Kalsel)
34. Dewi Indahcahyani (Sumatera Selatan)
35. Dewi Padmasari (Kalimantan Tengah)
36. Dian Rotua Damanik (Sumatera Utara)
37. Dian She (Jakarta)
38. Dimas Hendra Sasmita (Surabaya, Jatim)
39. Drajat Kuncoro (Lampung Selatan, Lampung)
40. Dwi Wahyu C.D. (Banjarmasin, Kalsel)
41. Edi Purwanto, (Lampung)
42. Edi Santosa (Banjarbaru, Kalsel)
43. Eri Syofratmin (Muara Bungo, Jambi)
44. Eunike Pakiding (Makassar, Sulsel)
45. Fahd Al Fauzi (Banyumas, Jateng)
46. Fahrudin (Binuang, Kalsel)
47. Faisal Adenan (Kandangan, Kalsel)
48. Fauzi Rohmah (Tanah Bumbu, Kalsel)
49. Fetra Ardianto (Bengkulu)
50. Furqon Edy Muhammad (Bandung, Jabar)
51. FE Sutan Kayo (Muara Bungo, Jambi)
52. Ghina Salsabila (Marabahan, Kalsel)
53. Grace Gultom (Bogor, Jabar)
54. Hadi Sastra (Tangerang Selatan, Banten)
55. Haitami (Banjarmasin, Kalsel)
56. Halimatus Sadiah (Tanah Bumbu, Kalsel)
57. Halimatussa’diyah (Tanah Bumbu, Kalsel)
58. Hamdani Mulya (Aceh)
59. Hardi Nasri (Kepulauan Riau)
60. Hatmiati Masy'ud (Amuntai, Kalsel)
61. Henni Martini (Sumatera Selatan)
62. Hidayati Desy (Banjarmasin, Kalsel)
63. Imam Budiman (Jakarta)
64. Imam Bukhori (Balangan, Kalsel)
65. Ichin Gepe
66. Ichsan Tjokronegoro (Madiun, Jatim)
67. IdaMoerid Darmanto (Temanggung, Jateng)
68. I Ketut Dana Yasa (Bali)
69. Iman Darisman (Sumedang, Jabar)
70. Iqbal Maulana (Lampung)
71. Irnaufal Syamlan
72. Iyut Fitra (Sumatera Barat)
73. Izzatus ‘Adilla Ahda (Magelang, Jateng)
74. Jaka Perwira Ageng
75. Julia Hartini (Bandung, Jabar)
76. Kaka Clearny (Hong Kong)
77. Kholda Assyfa (Tanah Bumbu, Kalsel)
78. Kifti Halimah Islami (Kudus, Jateng)
79. Kristopel Bili (Nusa Tenggara Timur)
80. Kurnia Nur Aini (Magelang, Jateng)
81. Kuswanto Ferdian (Madura, Jatim)
82. Lelli Muf (Pasuruan, Jatim)
83. Lenggo Arya Putri (Painan)
84. Libra Mysterio/Resa Lusiana (Pekanbaru)
85. Lilis Suryani (Tanah Laut, Kalsel)
86. Linsy (Hulu Sungai Tengah, Kalsel)
87. Lubet Arga Tengah (Surabaya, Jatim)
88. Lutfhi Dwi Satrio Utomo (Jakarta)
89. Mahda Emjie (Tanah Bumbu, Kalsel)
90. Makmun (Amuntai, Kalsel)
91. Mahfuzh Amin (Tanjung, Kalsel)
92. M. Amin Mustika Muda (Marabahan, Kalsel)
93. Mardiana Kappara (Yogyakarta, DIY)
94. Maria Roeslie (Banjarmasin, Kalsel)
95. Marlina (Tanah Bumbu, Kalsel)
96. Maydian Andriani (Cirebon, Jabar)
97. Merta Baskara (Bali)
98. Mia Ismed (Tanah Bumbu, Kalsel)
99. Micky Hidayat (Banjarmasin, Kalsel)
100. Miftahul Jannah (Tanah Bumbu, Kalsel)
101. Miftahul Masail (Tanah Laut, Kalsel)
102. Mira Tri Widyawati (Tanah Bumbu, Kalsel)
103. M. Johansyah (Tanah Bumbu, Kalsel)
104. Moh. Ghufron Cholid (Bangkalan, Jatim)
105. Mohammad Najmi Mujaddid Dindashwara (Tangerang, Banten)
106. Mohamed Salleh Lamry (Malaysia)
107. Moukki (Indramayu, Jabar)
108. M. Ridha Khairani (Rantau, Kalsel)
109. Muhamad Rifqi (Jakarta)
110. Muhammad Alif Amrulloh (Jombang, Jatim)
111. Muhammad Arifin (Grobogan, Jateng)
112. Muhammad Lutfi (Pati, Jateng)
113. Muhammad Noor Ahsin (Kudus, Jateng)
114. Muhammad Noor Fadillah (Banjarmasin, Kalsel)
115. Muhammad Rain (Aceh)
116. Muhisom Setiaki (Temanggung, Jateng)
117. Muksalmina (Aceh)
118. Mulyadi Razak (Martapura, Kalsel)
119. Navys Ahmad (Tangerang, Banten)
120. Nenny Makmun (Jakarta)
121. Niko Nababan (Medan, Sumut)
122. Ningrum Zahrohtul Janah (Tanah Bumbu, Kalsel)
123. Ningsih Yulia Ananda Putri (Tanah Bumbu, Kalsel)
124. Noor Indah Wulandari (Banjarmasin, Kalsel)
125. Nor Aulia Shifa (Tanah Bumbu, Kalsel)
126. Novy Noorhayati Syahfida (Tangerang, Banten)
127. Nurlaeli Umar (Jakarta)
128. Oka Miharzha.S. (Tanah Bumbu, Kalsel)
129. Polanco S. Achri (Yogyakarta, DIY)
130. Prasasti Nurmaning Ratri (Purworejo, Jateng)
131. Qudsi Falkhi (Probolinggo, Jatim)
132. Rahma Dany Asyifa (Kuningan, Jabar)
133. Rahmitha Ananda Makarim (Tanah Bumbu, Kalsel)
134. Ratinie Fatmawati (Kebumen, Jateng)
135. Resa Karina (Bandung, Jabar)
136. Retno Ningrum (Riau)
137. Rima Muryantina (Jakarta)
138. Rind Dea Putri (Tanah Bumbu, Kalsel)
139. Rissari Yayuk (Banjarmasin, Kalsel)
140. Rizkawati (Tanah Bumbu, Kalsel)
141. Rizky Anggraini (Jombang, Jatim)
142. Robbi Ainul Yaqin (Jember, Jatim)
143. Rosita (Jakarta)
144. Roso Titi Sarkoro (Temanggung, Jateng)
145. Rusdi Fauzi (Barabai, Kalsel)
146. Sami’an Adib (Jember, Jatim)
147. Sarianah (Tanah Bumbu, Kalsel)
148. Sitti Syathariah (Kepulauan Riau)
149. Sizqa ID (Jakarta)
150. Setia B Borneo (Banjarmasin, Kalsel)
152. Siswondo (Bandar Lampung, Lampung)
153. Siti Maimunah (Tanah Bumbu, Kalsel)
154. Suaidah (Kudus, Jateng)
155. Sulchan MS (Kudus, Jateng)
156. Supandi (Tanah Bumbu, Kalsel)
157. Supi El-Bala (Tangerang, Banten)
158. Syahriannur Khaidir (Sampang, Jatim)
159. Syarif Hidayatullah (Banjarmasin, Kalsel)
160. Taberi Lipani (Barabai, Kalsel)
161. Tajuddin Noor Ganie (Banjarmasin,Kalsel)
162. Tato A. Setiawan (Tanah Bumbu, Kalsel)
163. Taufik Nor (Tanah Laut, Kalsel)
164. Tri Adhit Bayu Pamungkas (Singkawang, Kalbar)
165. Untung Prasyatyo Fahrurahman HB (Kandangan, Kalsel)
166. Uwiks Tutupang (Tanah Bumbu, Kalsel)
167. Varli Pay Sandi (Kalimantan Barat)
168. Widya Hastuti Ningrum (Kudus, Jateng)
169. Wiekerna Malibra (Bekasi, Jabar)
170. Win Gemade (Aceh)
171. Wyaz Ibn Sinentang (Ketapang, Kalbar)
172. Yanti S Sastroprayitno (Semarang, Jateng)
173. Yoga Permana Wijaya (Cianjur, Jabar)
174. Yuditeha (Surakarta, Jateng)
175. Zham Sastera (Pandeglang, Banten)

-----------------------------------------------------------------------------------------


Sebuah rencana awal
Siapa yang tak mengenal angka 17 dalam Agustus?
Itu adalah angka yang sangat istimewa dan angka termanis bagi bangsa Indonesia. Bagaimana tidak? Saat tanggal itulah, pada tahun 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Maka menjadilah bangsa kita bebas dari penjajahan bangsa asing. Alhamdulillah.
Dan lebih kurang dua bulan lagi, insya Allah kita akan merayakan hari kemerdekaan itu. Akan tetapi, selama hidup di alam kemerdekaan ini, sudahkah bangsa kita hidup sesuai yang telah dicita-citakan para pejuang zaman dulu?
Alam kita misalnya, apakah sungai-sungai kita tetap lestari? Airnya mengalir jernih dari hulu ke hilir tanpa tercemar limbah apa pun?
Yang tak kalah pentingnya daripada sungai, adalah hutan. Apakah hutan-hutan kita masih tumbuh dengan subur? Hijau dan sejuk? Burung-burung beterbangan riang dan satwa lainnya hidup dengan tenang di dalamnya? Sebagai contoh, sebut saja di Kalimantan. Di pulau yang dikenal juga dengan sebutan Borneo ini, hutan yang dulu hijau, kini kian gersang saja. Hawa panas ketika musim kemarau tiba sangat terasa. Begitu pun banjir sering terjadi tatkala hujan turun.
Lalu di mana puisi? Adakah pengaruh positif dari puisi terhadap pembangunan bangsa kita, baik dulu maupun sekarang? Puisi memang tidak langsung mengubah sesuatu atau kumpulan sesuatu menjadi sesuatu wujud yang lain, semisal bahan-bahan material menjadi gedung megah. Namun, dengan puisi, penyair berusaha menggugah jiwa masyarakat ke arah hal-hal yang positif. Sebut saja penyair berusaha menggugah kesadaran masyarakat akan bahaya korupsi, sehingga muncullah antologi “Puisi Menolak Korupsi” dengan harapan masyarakat terhindar dari tindak kriminal itu dan hidup lebih baik lagi secara tertib beragama, bernegara, dan bermasyarakat. Kemudian ada lagi antologi “Memo Anti Terorisme” yang tujuannya sama, yakni ke arah positif.
Nah kembali pada alam seperti tersebut di atas, Tuas Media pun sudah menerbitkan buku antologi puisi bertemakan “sungai”. Yakni sebuah antologi puisi bersama penyair Indonesia yang menyuarakan tentang kehidupan sungai dengan segala aktivitas di dalam dan sekitarnya agar kita dan masyarakat lebih peduli terhadap sungai, seperti tidak membuang sampah di sungai dan lainnya. Berangkat dari situ, kami kembali mencoba membuat sebuah antologi bertemakan hutan. Ini sebenarnya adalah rangkaian dari antologi puisi sungai.
Bagi yang berminat ikut dalam antologi puisi hutan, cukup kirimkan satu buah puisi bertema tersebut di atas, dengan jenis huruf “Times New Roman” berukuran 12, berspasi 1 (puisi boleh yang lama dan yang baru) dan biodata Anda dalam bentuk narasi ke tuasmedia@ymail.com dengan subjek “Hutan”. Pengiriman paling lambat 20 Juli 2016.
Segala biaya pracetak buku ini (pembuatan sampul dan lainnya) ditanggung oleh Penerbit Tuas Media. Kontributor dalam antologi ini insya Allah akan mendapatkan sertifikat cetak dan potongan harga apabila melakukan pembelian buku cetak antologi "Puisi Peduli Hutan" dan hanya E-sertifikat bagi yang tidak berminat membelinya.
Informasi ini bersifat umum. Boleh dibagikan. Mengenai hal-hal yang belum dimengerti, silakan tanyakan langsung kepada kami.
loading...